PRAKTIKUM BIOLOGI
PERTUMBUHAN TANAMAN
(KANGKUNG,CABE dan SAWI) PADA VERTIKULTUR
NAMA : IRMA YULIANTI
KELAS : PTP A
NIS : 1427040022
PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2014BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem budidaya pertanian menggunakan teknologi vertikultur secara vertikal atau bertingkat ini merupakan sistim penghijauan yang sangat sesuai dan direkomendasikan untuk daerah perkotaan dengan lahan pekarangan yang terbatas atau sempit. Teknik ini berawal dari gagasan “vertical garden” yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih di Swiss, pada tahun 1944. Popularitas bertanam dengan dimensi vertikal ini selanjutnya berkembang pesat di negara Eropa yang beriklim subtropis. Tujuan utama aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin Jika pada lahan seluas 1 meter2 biasanya hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, pada sistem vertikal menggunakan teknologi vertikultur bisa menghasilkan 24 – 27 batang tanaman tergantung jenis tanaman dan kebutuhan.Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat bervariasi dan banyak macamnya, tinggal menyesuaikan dengan kondisi dan keinginan, dapat berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa tingkatan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras yang dipasang pada dinding. Persyaratan aplikasi teknologi vertikultur yang harus dipenuhi dalam budidaya sayuran di lahan pekarangan yang sempit adalah harus memiliki nilai estetika atau keindahan, sehingga selain dapat menghasilkan sayuran sehat dan bergizi untuk dikonsumsi, juga dapat memperindah halaman rumah. Selain itu persyaratan lainnya adalah bahan harus kuat dan mudah untuk di pindahkan. Demi menjaga keamanan dan keselamatan, penggunaan teknologi vertikultur sebaiknya disertai dengan penerapan budidaya bebas pestisida kimia atau sebaiknya menggunakan biopestisida. Budidaya tanaman sayuran secara vertikultur ini dapat dilakukan di pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga sehari-hari sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran keluarga.
1.2
Tujuan Laporan
Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman
(sawi,kangkung,cabe) pada sistem budidaya vertikultur .
1.3 Manfaat Teknis dan Ekonomis
v Adapun
manfaat teknis pada vertikultur adalah :
1. Populasi tanaman persatuan luasan jauh lebih besar.
Hal ini disebabkan penanaman dilakukan dengan tingkat kerapatan tinggi dan
disusun bertingkat kerapatan tinggi dan disusun bertingkat keatas.populasi tanaman
juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
2. Dengan
melakukan sterilisasi media tanam, dapat dihindari pemakaian pestisida yang
dapat mencemari sayuran dan menggangu kesehatan. Sayuran yang dihasilkan lebih
renyah, bebas pestisida, dan dapat dikomsumsi dalam kondisi sangat segar.
3. Mudah
dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang disesuaikan dengan bahan yang
tersedia.
4. Bahan
dasar yang dipakai dapat menggunakan barang bekas atau sudah tidak dipakai
seperti pipa paralon
5. Mudah
dipelihara sehingga dapat dilakukan dalam waktu senggang.
6. Dapat
menambah nilai estetika karena keindahan struktur vertikal yang berisi berbagai
jenis tanaman.
7. Dapat
dipindah-pindahkan sesuai dengan keinginan.
8. Sayuran
yang dihasilkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi karena terbebas dari
penggunaan pestisida.
9. Kuantitas
dan kualitas produk lebih tinggi.
10.
Kontinuitas produksi
dapat dipertahankan jika menginginkan teknik ini dipakai untuk produksi sayuran
secara komersial.
v Adapun
Manfaat ekonomis pada vertikultur adalah :
1.
Bangunan vertikultur
yang digunakan adalah model sederhana dengan produksi setiap unit 40 tanaman.
2.
Kebutuhan komsunsi
setiap hari dua ikat sehingga selama satu tahun dibutukan enam puluh ikat atau sama
dengan 180 tanaman
3.
Pengeluaran untuk upah
tenaga kerja tidak ada karena semua kegiatan dilakukan sendiri
4.
Bangunan vertikultur
dapat dipakai beberapa kali. Sistem penanaman dilakukan secara rotasi atau
bergilir dengan selang tanam 7 hari . dengan sistem ini diharapkan sayuran bisa
dipanen setiap hari tanpa ada pemupukan hasil panen.
BAB II
CARA KERJA
1.
Tanggal
Pengamatan (9 ,16,23,30, Oktober dan 6 November ) hari kamis.
Bertempat : Kampus UNM di ParangTambung
2.
Alat (Spidol ,Bor listrik,Penggaris ,Gunting ,Sekrup ,Ember
)
3. Bahan (Pipa Paralon,Saringan (jaring),Air dan
Kerikil )
Media Tanam(Tanah ,Abu Sekam ,Bogasi ,Pupuk Kandang )
Bibit Tanaman(Kangkung,Sawi ,Cabe)
4. CARA KERJA
a. Diagram alir
Diagram alir proses
pembuatan tanaman veltikultur
b. Cara
pembuatan dengan pipa paralon
1. Siapkan
paralon dengan ukuran ±1 m. Kemudian ukur dengan mistar dan
Berilah tanda silang dengan spidol
2. Paralon ukuran ±1m ukuran lubang pertama 15 cm dari atas dan
jarak seterusnya ukuran lubang 10
cm.
3. Kemudian
dilubangi ditandai dengan bor listrik .Lubang tersebut dibuat disisi pipa
secara bertingkat dan berselang-seling sehingga tanaman tidak saling menutupi.
4. Pada
bagian bawah pipa paralon ditutup dengan drop PVC atau jaring , dan masukkan
kerikilnya
5. Masukkan
tanah yang telah dicampur dengan bogasi,pupuk kandang pada pipa paralon
6. Setelah
itu siram tanah pada pipa paralon sampai
meresap lakukan sampai penuh.
7. Kemudian
Pindahkan bibit sawi, cabai dan kangkung dari wadah pembibitan.sehingga vertikultur
sudah siap ditanami.
8.
Lakukan pemeliharaan,
dan pengamatan setiap minggu
PEMBAHASAN
1. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Tanamnan yang
tumbuh akan mengalami fotosintesis dan respirasi secara terus-menerus, baik
langsung maupun tidak langsung. Kedua proses tersebut dipengaruhi oleh
faktor-faktor lingkungan sehingga dapar mencapai proses optimum. Faktor
lingkungan dibagi menjadi dua yaitu abiotik dan biotik . faktor abiotik adalah
komponen tidak hidup, seperti kesuburan tanah,cahaya matahari,ketersedian air
dan temperatur sedangkan faktor biotik merupakan komponen hidup seperti insekta
dan mikroorganisme yang menguntungkan .
a.
Faktor abiotik
1. Kesuburan
Tanah
Tanah memerlukan
enam belas unsur hara, tiga belas unsur didapatkan langsung dari tanah, yaitu
unsur hara mineral. Unsur esensial yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar
disebut unsur makro, seperti N,P,K,S,Ca dan Mg. Sementara itu, unsur yang
diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro, yaitu Bo,Cl,Mn,Mo,Zn dan
Fe. Disamping itu, diperlukan juga unsur C,H, dan O yang bukan merupakan hara
mineral , tetapi didapatkan dari CO2 dan H2O. Jika media tanah yang digunakan
kurang mengandung unsur-unsur tersebut, kekurangannya dapat ditambahkan melalui
pemupukan.
Fungsi dan gejela kekurangan unsur-unsur hara
No.
|
Jenis Unsur Hara
|
Fungsi Unsur untuk tanaman
|
Gejala Kekurangan Unsur
|
1.
|
Nitrogen
|
-Merangsang pertumbuhan vegetatif
|
-Tanaman menjadi kerdil, lemah, serta
warna daun pucat dan kekuningan
|
2.
|
Fosfor
|
-Merangsang pertumbuhan batang dan
akar
-Membantu pembentukan bunga
|
Tanaman menjadi kerdil bahkan
pertumbuhannya bisa berhenti
|
3.
|
Kalium
|
-Menguatkan dan memperkokoh tegaknya
tanaman
-Daunnya berguguran mulai daun bawah
dilanjutkan kedaun atas
-Merangsang pertumbuhan daun
|
Ujung tanaman kering/terbakar
|
4.
|
Kalsium
|
-Merangsang pertumbuhan akar ,bulu
akar, dan batang.
-Menunjang penerapan kalium
-Menguatkan akar ,batang dan
bunga
|
Pertumbuhan daun tidak sempurna
|
5.
|
Magnesium
|
Membantu pembentukan klorofil
|
Warna daun pucat atau kekuningan
|
6.
|
Besi
|
Membantu pembentukan klorofil
|
Warna daun kuning hingga putih
|
7.
|
Boron
|
Membantu pembelahan dan
perkembangan sel-sel
Memperkuat dinding sel
|
Daun muda berwarna pucat atau kuning
|
2. Cahaya
Matahari
Reaksi tanaman
terhadap intensitas cahaya berbeda-beda, bergantung pada jenisnya, ada jenis
tanaman yang bisa kena matahari langsung dan ada dan ada juga memerlukan
naungan . sayuran daun,seperti sawi
umumnya memiliki kualitas yang lebih baik ddan banyak dikomsumsi jika
tumbuh dibawah naungan . dengan naungan , proses transirasi atau penguapan air
tidak terlalu besar , sehingga batang dan daun tanaman tidak getas.
Tabel kebutuhan tanaman sayuran terhadap
sinar matahari
Tingkat
Cahaya
|
Nama
sayuran
|
Tinggi
|
Tomat,
terong
|
Sedang
|
Bawang
merah seledri
|
Rendah
mendekati gelap
|
jahe
|
3. Ketersedian
Air
Kekurangan air
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hasil tanaman sayuran menjadi
rendah karena akan merusak tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung
. secara langsung, tanaman akan menjadi stres selama pertumbuhannya . selain
itu, jumlah dan kualitas hasil panen menurun, seperti terjadinya kelainan
bentuk pada buah tomat . pengaruh secara tidak langsung akan menurunkan
kandungan kalsium yang mengakibatkan ujung daun sawi berwarna kecoklatan
seperti tebakar dan mati.
Kandungan air
dalam tanaman sayuran mencapai 80-95%dan sekitar 5-20% digunakan untuk proses
fotosintesis. Sebagian besar sayuran daun mengandungair lebih banyak dibanding
dengan tanaman umbi-umbian. Kandungan air sayuran sukulen bisa lebih 90%.
Kandungan air dalam beberapa jenis dan
bagian tanaman
Jenis dan bagian tanaman
|
Bobot Basah (%)
|
Kangkung
|
|
Cabe
|
|
Sawi
|
|
4. Temperatur
Temperatur
merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung
terhadap pertumbuhan tanaman. Memegang peranan langsung karena Temperatur
mengontrol laju proses-proses kimia dalam tubuh tanaman , sedangkan secara
tidak langsung mempengaruhi faktor-faktor lainnya. Seperti suplai air . kisaran
toleransi temperatur untuk tumbuhan sangat bervariasi.
Kebutuhan tanaman terhadap temperatur
Kisaran Temperatur
|
Jenis Temperatur
|
Temperatur Rendah(7-13° C )
|
Kubis , seledri dan selada
|
Temperatur sedang-tinggi(13-18°
C )
|
Cabai , tomat dan bawang merah
|
Temperatur tinggi (18-30° C )
|
Okra dan jahe
|
Sumber: AVRDC, 1990
b.
Faktor Biotik
Didalam tanah
hidup berbagai jenis organisme .organisme tersebut terbagi kedalam tiga
kelompok besar, yaitu organisme menguntungkan, organisme yang merugikan dan
organisme yang tidak menguntungkan . jenis-jenis organisme yang menguntungkan
diantaranya cacing tanah ,insekta berupa belalang,
jangkrikk,lebah,kumbang,semut,dan rayap, kelabang , protozoa, nematoda,bakteri
rhizobium sp,azotobacter sp,clostridium pasteurianum, mikoriza dan algae
2. Hasil Pertumbuhan
tanaman kangkung, cabe, dan sawi pada budidaya vertikultur
a.
Hasil pertumbuhan tanaman Kangkung
Dari Vertikultur yang telah
dilakukan pada tanaman kangkung adalah sebagai berikut yaitu minggu ke-1
memiliki jumlah daun 6 helai dan tinggi 12 cm. Minggu ke-2 memiliki 4 helai daun dengan tinggi tanaman
12 cm. Minggu ke-3 memiliki jumlah daun 5 helai dengan tinggi tanaman 12,8 cm.
Minggu ke4 sawi memiliki jumlah daun 5 helai dengan tinggi tanaman 13,7 cm.
Minggu ke-5 memiliki jumlah daun 4 helai
dengan tinggi tanaman 15,9 cm.dengan rata-rata pertumbuhan tanaman 13,28 cm. Tanaman
vertikultur pada kangkung ini biasa
dikatakan berhasil, karena pertumbuhan sawi mengalami kesuburan. tetapi pada daunnya mulai menguning itu disebabkan
kekurangan unsur zat hara Bo,Mg
b.
Hasil pertumbuhan tanaman Cabe
Dari Vertikultur yang telah dilakukan pada tanaman
cabe adalah sebagai berikut yaitu minggu ke-1 memiliki jumlah daun 8 helai dan
tinggi 4,7 cm. Minggu ke-2 memiliki
6 helai daun dengan tinggi tanaman 4,7
cm. Minggu ke-3 memiliki jumlah daun 4 helai dengan tinggi tanaman 3,9 cm.
Minggu ke4 sawi memiliki jumlah daun 4 helai dengan tinggi tanaman 4,3 cm.
Minggu ke-5 memiliki jumlah daun 4 helai
dengan tinggi tanaman 4,3 cm. Dengan rata-rata pertumbuhan tanaman 4,38 cm. Tanaman
vertikultur pada cabe ini biasa dikatakan kurang berhasil, karena pertumbuhan
cabe tetap sehingga mati disebabkan kesuburan tanah, akibat cahaya matahari dan
ketersedian air itu adalah faktor yang mempengaruhinya sehingga tanaman
tersebut mati. Dan pada daunnya , jika dilihat pada daunnya mulai layu,pucat, menguning dan
mengerut itu disebabkan kekurangan unsur zat hara (N,F,Ca,Mg,B,Zn) sehingga
pertumbuhan tanaman tidak sempurna.
C.
Hasil pertumbuhan tanaman Sawi
Dari Vertikultur yang telah dilakukan pada tanaman sawi adalah sebagai
berikut yaitu minggu ke-1 memiliki jumlah daun 8 helai dan tinggi 3,0 cm.
Minggu ke-2 sawi memiliki 11 helai daun dengan tinggi tanaman 4,1 cm. Minggu
ke-3 sawi memiliki jumlah daun 11 helai dengan tinggi tanaman 3,6 cm. Minggu
ke4 sawi memiliki jumlah daun 12 dengan tinggi tanaman 7,1 cm. Minggu ke-5 sawi
memiliki jumlah daun 15 helai dengan tinggi tanaman 7,4 cm. dengan
rata-rata pertumbuhan tanaman 5.04 cm. Tanaman vertikultur pada sawi ini biasa dikatakan
hampir berhasil, karena pertumbuhan sawi mengalami kesuburan, tetapi Pada daunnya mengalami bercak, tepi dan ujung
daunnya kering itu itu disebabkan kekurangan unsur hara (kalium).
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada budidaya vertikultur tanaman kangkung, cabe dan
sawi pertumbuhan tanaman disebabkan karena
oleh faktor abiotik yaitu kesuburan tanah ( unsur hara makro dan miko) ,
cahaya matahari, ketersediaan air. Pada
tanaman kangkung dan sawi lebih berhasil dibandingkan dengan cabe.
Karena kangkung dan sawi pertumbuhan meningkat, sedangkan pada cabe pertumbuhan
tidak tetap sehngga mati.
B.
Saran
praktikum
‘’pertumbuhan tanaman pada vertikultur’’ bisa dikembangkan dan dapat menerapkannya pada kehidupan
sehari-hari sehingga hasil yang kita dapatkan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013.
http://hijaunya.wordpress.com/category/laporan-praktikum/ (Diakses tanggal 6
Maret 2012)
Suwandi, 2009. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta
Suwandi, 2009. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar