Sabtu, 07 November 2015

makalah vertikultur

PRAKTIKUM BIOLOGI

 PERTUMBUHAN TANAMAN (KANGKUNG,CABE dan SAWI) PADA VERTIKULTUR






              NAMA : IRMA YULIANTI
              KELAS : PTP A
              NIS       : 1427040022

PENDIDIKAN TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2014BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

               
Sistem pertanian   vertikultur  adalah  sistem  budidaya  pertanian  yang  dilakukan  secara  vertikal  atau  bertingkat. Sistem  budidaya  pertanian  menggunakan  teknologi  vertikultur  secara  vertikal  atau  bertingkat  ini merupakan   sistim  penghijauan  yang sangat sesuai  dan  direkomendasikan  untuk  daerah  perkotaan  dengan  lahan  pekarangan  yang  terbatas  atau  sempit.  Teknik ini berawal dari gagasan “vertical garden” yang dilontarkan oleh sebuah perusahaan benih di Swiss, pada tahun 1944. Popularitas bertanam dengan dimensi vertikal ini selanjutnya berkembang pesat di negara Eropa yang beriklim subtropis.  Tujuan utama aplikasi teknik vertikultur adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin  Jika  pada  lahan  seluas  1  meter2  biasanya  hanya  bisa  untuk  menanam 5 batang tanaman, pada  sistem vertikal menggunakan teknologi  vertikultur  bisa  menghasilkan  24  –   27  batang  tanaman  tergantung  jenis  tanaman dan kebutuhan.Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat bervariasi dan banyak  macamnya,  tinggal  menyesuaikan  dengan  kondisi  dan  keinginan,  dapat  berbentuk  persegi  panjang,  segi  tiga,  atau  dibentuk  mirip  anak  tangga,  dengan beberapa tingkatan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu  atau  pipa  paralon,  kaleng  bekas,  bahkan  lembaran  karung  beras  yang  dipasang pada dinding.   Persyaratan  aplikasi  teknologi  vertikultur  yang  harus  dipenuhi  dalam  budidaya  sayuran  di  lahan  pekarangan  yang  sempit  adalah  harus  memiliki  nilai  estetika  atau  keindahan,  sehingga  selain  dapat  menghasilkan  sayuran  sehat  dan  bergizi  untuk  dikonsumsi,  juga  dapat  memperindah  halaman  rumah.  Selain itu persyaratan lainnya adalah bahan harus kuat dan mudah  untuk di pindahkan.  Demi  menjaga  keamanan  dan  keselamatan, penggunaan  teknologi  vertikultur  sebaiknya  disertai  dengan  penerapan  budidaya  bebas  pestisida  kimia atau sebaiknya menggunakan biopestisida. Budidaya tanaman sayuran  secara vertikultur ini dapat dilakukan di pekarangan rumah untuk memenuhi  kebutuhan pangan dan gizi keluarga  sehari-hari sehingga dapat menghemat  biaya  pengeluaran keluarga.

1.2  Tujuan Laporan

Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman (sawi,kangkung,cabe) pada sistem budidaya vertikultur .









1.3     Manfaat Teknis dan Ekonomis

v Adapun manfaat teknis pada vertikultur adalah :

1.    Populasi  tanaman persatuan luasan jauh lebih besar. Hal ini disebabkan penanaman dilakukan dengan tingkat kerapatan tinggi dan disusun bertingkat kerapatan tinggi dan disusun bertingkat keatas.populasi tanaman juga dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
2.    Dengan melakukan sterilisasi media tanam, dapat dihindari pemakaian pestisida yang dapat mencemari sayuran dan menggangu kesehatan. Sayuran yang dihasilkan lebih renyah, bebas pestisida, dan dapat dikomsumsi dalam kondisi sangat segar.
3.    Mudah dibuat dengan menggunakan bahan dasar yang disesuaikan dengan bahan yang tersedia.
4.    Bahan dasar yang dipakai dapat menggunakan barang bekas atau sudah tidak dipakai seperti pipa paralon
5.    Mudah dipelihara sehingga dapat dilakukan dalam waktu senggang.
6.    Dapat menambah nilai estetika karena keindahan struktur vertikal yang berisi berbagai jenis tanaman.
7.    Dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan keinginan.
8.    Sayuran yang dihasilkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi karena terbebas dari penggunaan pestisida.
9.    Kuantitas dan  kualitas produk lebih tinggi.
10.  Kontinuitas produksi dapat dipertahankan jika menginginkan teknik ini dipakai untuk produksi sayuran secara komersial.

v Adapun Manfaat ekonomis pada vertikultur adalah :

1.    Bangunan vertikultur yang digunakan adalah model sederhana dengan produksi setiap unit 40 tanaman.
2.    Kebutuhan komsunsi setiap hari dua ikat sehingga selama satu tahun dibutukan enam puluh ikat atau sama dengan 180 tanaman
3.    Pengeluaran untuk upah tenaga kerja tidak ada karena semua kegiatan dilakukan sendiri

4.  Bangunan vertikultur dapat dipakai beberapa kali. Sistem penanaman dilakukan secara rotasi atau bergilir dengan selang tanam 7 hari . dengan sistem ini diharapkan sayuran bisa dipanen setiap hari tanpa ada pemupukan hasil panen.
BAB II
CARA KERJA
1.     Tanggal  Pengamatan  (9 ,16,23,30, Oktober dan 6 November ) hari kamis. Bertempat : Kampus UNM di ParangTambung
2.     Alat (Spidol ,Bor listrik,Penggaris ,Gunting ,Sekrup ,Ember )
 3.  Bahan (Pipa Paralon,Saringan (jaring),Air dan Kerikil )
Media Tanam(Tanah ,Abu Sekam ,Bogasi ,Pupuk Kandang )
Bibit Tanaman(Kangkung,Sawi ,Cabe)
4.    CARA KERJA


a.       Diagram alir


Diagram alir proses pembuatan tanaman veltikultur


b.      Cara pembuatan dengan pipa paralon

1.      Siapkan paralon dengan ukuran ±1 m. Kemudian ukur dengan mistar dan 
Berilah tanda silang dengan spidol
2.       Paralon ukuran ±1m  ukuran lubang pertama 15 cm dari atas dan jarak seterusnya ukuran  lubang  10 cm.
3.       Kemudian dilubangi ditandai dengan bor listrik .Lubang tersebut dibuat disisi pipa secara bertingkat dan berselang-seling sehingga tanaman tidak saling menutupi.
4.      Pada bagian bawah pipa paralon ditutup dengan drop PVC atau jaring , dan masukkan kerikilnya
5.      Masukkan tanah yang telah dicampur dengan bogasi,pupuk kandang pada pipa paralon
6.      Setelah itu  siram tanah pada pipa paralon sampai meresap lakukan sampai penuh.
7.      Kemudian Pindahkan bibit sawi, cabai dan kangkung  dari wadah pembibitan.sehingga vertikultur sudah siap ditanami.
8.      Lakukan pemeliharaan, dan  pengamatan setiap minggu
 BAB III
PEMBAHASAN
1.     Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
Tanamnan yang tumbuh akan mengalami fotosintesis dan respirasi secara terus-menerus, baik langsung maupun tidak langsung. Kedua proses tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan sehingga dapar mencapai proses optimum. Faktor lingkungan dibagi menjadi dua yaitu abiotik dan biotik . faktor abiotik adalah komponen tidak hidup, seperti kesuburan tanah,cahaya matahari,ketersedian air dan temperatur sedangkan faktor biotik merupakan komponen hidup seperti insekta dan mikroorganisme yang menguntungkan .

a.     Faktor abiotik

1.     Kesuburan Tanah

Tanah memerlukan enam belas unsur hara, tiga belas unsur didapatkan langsung dari tanah, yaitu unsur hara mineral. Unsur esensial yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar disebut unsur makro, seperti N,P,K,S,Ca dan Mg. Sementara itu, unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro, yaitu Bo,Cl,Mn,Mo,Zn dan Fe. Disamping itu, diperlukan juga unsur C,H, dan O yang bukan merupakan hara mineral , tetapi didapatkan dari CO2 dan H2O. Jika media tanah yang digunakan kurang mengandung unsur-unsur tersebut, kekurangannya dapat ditambahkan melalui pemupukan.


Fungsi dan gejela kekurangan unsur-unsur hara
         
No.
Jenis Unsur Hara
Fungsi Unsur untuk tanaman
Gejala Kekurangan Unsur
1.      
Nitrogen
-Merangsang pertumbuhan vegetatif
-Tanaman menjadi kerdil, lemah, serta warna daun pucat dan kekuningan
2.      
Fosfor
-Merangsang pertumbuhan batang dan akar


-Membantu pembentukan bunga
Tanaman menjadi kerdil bahkan pertumbuhannya bisa berhenti
3.      
Kalium
-Menguatkan dan memperkokoh tegaknya tanaman
-Daunnya berguguran mulai daun bawah dilanjutkan kedaun atas
-Merangsang pertumbuhan daun
Ujung tanaman kering/terbakar
4.      
Kalsium
-Merangsang pertumbuhan akar ,bulu akar, dan batang.
-Menunjang penerapan kalium
-Menguatkan akar ,batang dan bunga 
Pertumbuhan daun tidak sempurna
5.      
Magnesium
Membantu pembentukan klorofil



Warna daun pucat atau kekuningan
6.      
Besi
Membantu pembentukan klorofil
Warna daun kuning hingga putih
7.      
Boron
Membantu pembelahan dan perkembangan sel-sel
Memperkuat dinding sel
Daun muda berwarna pucat atau kuning



2.     Cahaya Matahari

Reaksi tanaman terhadap intensitas cahaya berbeda-beda, bergantung pada jenisnya, ada jenis tanaman yang bisa kena matahari langsung dan ada dan ada juga memerlukan naungan . sayuran daun,seperti sawi  umumnya memiliki kualitas yang lebih baik ddan banyak dikomsumsi jika tumbuh dibawah naungan . dengan naungan , proses transirasi atau penguapan air tidak terlalu besar , sehingga batang dan daun tanaman tidak getas.
Tabel kebutuhan tanaman sayuran terhadap sinar matahari
Tingkat Cahaya
Nama sayuran
Tinggi
Tomat, terong
Sedang
Bawang merah seledri
Rendah mendekati gelap
jahe
                            

3.     Ketersedian Air

Kekurangan air merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hasil tanaman sayuran menjadi rendah karena akan merusak tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung . secara langsung, tanaman akan menjadi stres selama pertumbuhannya . selain itu, jumlah dan kualitas hasil panen menurun, seperti terjadinya kelainan bentuk pada buah tomat . pengaruh secara tidak langsung akan menurunkan kandungan kalsium yang mengakibatkan ujung daun sawi berwarna kecoklatan seperti tebakar dan mati.
Kandungan air dalam tanaman sayuran mencapai 80-95%dan sekitar 5-20% digunakan untuk proses fotosintesis. Sebagian besar sayuran daun mengandungair lebih banyak dibanding dengan tanaman umbi-umbian. Kandungan air sayuran sukulen bisa lebih 90%.



Kandungan air dalam beberapa jenis dan bagian tanaman
Jenis dan bagian tanaman
Bobot Basah (%)
Kangkung

Cabe

Sawi


4.     Temperatur
Temperatur merupakan faktor lingkungan yang dapat berperan langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman. Memegang peranan langsung karena Temperatur mengontrol laju proses-proses kimia dalam tubuh tanaman , sedangkan secara tidak langsung mempengaruhi faktor-faktor lainnya. Seperti suplai air . kisaran toleransi temperatur untuk tumbuhan sangat bervariasi.
Kebutuhan tanaman terhadap temperatur
Kisaran Temperatur
Jenis Temperatur
Temperatur Rendah(7-13° C )
Kubis , seledri dan selada
Temperatur sedang-tinggi(13-18° C )
Cabai , tomat dan bawang merah
Temperatur tinggi (18-30° C )
Okra dan jahe
Sumber: AVRDC, 1990
b.    Faktor Biotik

Didalam tanah hidup berbagai jenis organisme .organisme tersebut terbagi kedalam tiga kelompok besar, yaitu organisme menguntungkan, organisme yang merugikan dan organisme yang tidak menguntungkan . jenis-jenis organisme yang menguntungkan diantaranya cacing tanah ,insekta berupa belalang, jangkrikk,lebah,kumbang,semut,dan rayap, kelabang , protozoa, nematoda,bakteri rhizobium sp,azotobacter sp,clostridium pasteurianum, mikoriza dan algae



2.     Hasil Pertumbuhan tanaman kangkung, cabe, dan sawi pada budidaya vertikultur

a.     Hasil pertumbuhan tanaman Kangkung

Dari  Vertikultur yang telah dilakukan pada tanaman kangkung adalah sebagai berikut yaitu minggu ke-1 memiliki jumlah daun 6 helai dan tinggi 12 cm. Minggu ke-2  memiliki 4 helai daun dengan tinggi tanaman 12 cm. Minggu ke-3 memiliki jumlah daun 5 helai dengan tinggi tanaman 12,8 cm. Minggu ke4 sawi memiliki jumlah daun 5 helai dengan tinggi tanaman 13,7 cm. Minggu ke-5  memiliki jumlah daun 4 helai dengan tinggi tanaman 15,9 cm.dengan rata-rata pertumbuhan tanaman 13,28 cm. Tanaman vertikultur pada kangkung  ini biasa dikatakan berhasil, karena pertumbuhan sawi mengalami kesuburan. tetapi  pada daunnya mulai menguning itu disebabkan kekurangan unsur zat hara  Bo,Mg

b.    Hasil pertumbuhan tanaman Cabe

Dari Vertikultur yang telah dilakukan pada tanaman cabe adalah sebagai berikut yaitu minggu ke-1 memiliki jumlah daun 8 helai dan tinggi 4,7 cm. Minggu ke-2  memiliki 6  helai daun dengan tinggi tanaman 4,7 cm. Minggu ke-3 memiliki jumlah daun 4 helai dengan tinggi tanaman 3,9 cm. Minggu ke4 sawi memiliki jumlah daun 4 helai dengan tinggi tanaman 4,3 cm. Minggu ke-5  memiliki jumlah daun 4 helai dengan tinggi tanaman 4,3 cm. Dengan  rata-rata pertumbuhan tanaman 4,38 cm. Tanaman vertikultur pada cabe ini biasa dikatakan kurang berhasil, karena pertumbuhan cabe tetap sehingga mati disebabkan kesuburan tanah, akibat cahaya matahari dan ketersedian air itu adalah faktor yang mempengaruhinya sehingga tanaman tersebut mati. Dan pada daunnya , jika dilihat pada  daunnya mulai layu,pucat, menguning dan mengerut itu disebabkan kekurangan unsur zat hara (N,F,Ca,Mg,B,Zn) sehingga pertumbuhan tanaman tidak sempurna.



C.   Hasil pertumbuhan tanaman Sawi
Dari Vertikultur yang telah dilakukan pada tanaman sawi adalah sebagai berikut yaitu minggu ke-1 memiliki jumlah daun 8 helai dan tinggi 3,0 cm. Minggu ke-2 sawi memiliki 11 helai daun dengan tinggi tanaman 4,1 cm. Minggu ke-3 sawi memiliki jumlah daun 11 helai dengan tinggi tanaman 3,6 cm. Minggu ke4 sawi memiliki jumlah daun 12 dengan tinggi tanaman 7,1 cm. Minggu ke-5 sawi memiliki jumlah daun 15 helai dengan tinggi tanaman 7,4 cm.   dengan rata-rata pertumbuhan tanaman 5.04 cm. Tanaman  vertikultur pada sawi ini biasa dikatakan hampir berhasil, karena pertumbuhan sawi mengalami kesuburan, tetapi  Pada daunnya mengalami bercak, tepi dan ujung daunnya kering itu itu disebabkan kekurangan unsur hara (kalium).
 BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada budidaya vertikultur tanaman kangkung, cabe dan sawi pertumbuhan tanaman disebabkan karena  oleh faktor abiotik yaitu kesuburan tanah ( unsur hara makro dan miko) , cahaya matahari, ketersediaan air. Pada   tanaman  kangkung  dan sawi lebih berhasil dibandingkan dengan cabe. Karena kangkung dan sawi pertumbuhan meningkat, sedangkan pada cabe pertumbuhan tidak tetap sehngga mati.
B.   Saran
 praktikum ‘’pertumbuhan tanaman pada vertikultur’’ bisa dikembangkan  dan dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari sehingga hasil yang kita dapatkan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. http://hijaunya.wordpress.com/category/laporan-praktikum/ (Diakses tanggal 6 Maret 2012)
Suwandi, 2009. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar